Kamis, 02 Juni 2016

Indahnya pesona keindahan alam Air Terjun Sri Gethuk di Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta

Terletak di antara ngarai Sungai Oya yang dikelilingi areal persawahan nan hijau, Air Terjun Sri Gethuk selalu mengalir tanpa mengenal musim.
               
           
Dibalik gugusan bukit kapur yang gersang di Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta terdapat banyak surga wisata tersembunyi. Di kabupaten ini terdapat banyak objek wisata yang menarik tak kurang dari 15 pantai Gunungkidul yang menawan, tujuan wisata goa yang unik, serta panorama air terjun yang memikat.

            Gunungkidul masih menyimpan potensi alam berupa aliran sungai yang membelah tebing-tebing tinggi. Salah satunya terlihat dari Air Terjun Sri Gethuk ini. Uniknya, aliran air terjun ini tidak mengenal musim, baik musim hujan atau kemarau panjang sekalipun dengan tetap mengalir tanpa henti.

            Terletak di Desa Wisata Bleberan, Air Terjun Sri Gethuk menjadi salah satu spot wisata yang sayang untuk dilewatkan. Anda hanya perlu menaiki kendaraan dan melintasi hutan kayu putih milik Perhutani untuk dapat sampai di lokasi.

            Setelah tiba di lokasi parkir, perjalanan menuju lokasi air terjun dilanjutkan dengan berjalan kaki sejauh 450 meter. terdapat dua pilihan yang bisa dilalui, yang pertama yaitu dengan menyusuri jalan setapak dengan kondisi berupa 96 anak tangga yang menurun. Sementara pilihan kedua merupakan pilihan yang penulis suka, yaitu melintasi arus Sungai Oya dengan gethek.
           
Perjalanan menyusuri Sungai Oya menuju objek wisata Air Terjun Sri Gethuk di Gunungkidul ini akan sangat menyenangkan jika dilakukan pada pagi hari, dikarenakan arus Sungai Oya masih cukup tenang sehingga perjalanan dipastikan akan nyaman sembari menikmati hangatnya sapaan mentari pagi. Di sepanjang aliran sungai Oya terlihat tebing- tebing karst alami disertai rerumputan yang hijau menambah kesejukan dan ketentraman yang mendatanginya.
             Tak berapa lama kemudian setelah menaiki gethek, Air Terjun Sri Gethuk menanti. Bebatuan alami yang indah di bawah air terjun membentuk lengkungan lengkungan laksana tepian kolam renang, memanggil siapa saja untuk bermain di dalam air. Penulis pun turun dari rakit dan melewati bebatuan untuk sampai di bawah air terjun dan mandi di bawahnya. Rasa sejuk dan segar langsung menyapa siapa saja yang menyentuhnya.
            Disediakan juga jasa sewa pelampung untuk mandi di sungai Oya, tak mau kehilangan moment penulis pun langsung berenang di sungai. Beberapa pengunjung lain ada yang menguji adrenalin yaitu melompat dari tebing setinggi 4 meter menuju kedalaman sungai yang hijau.


Lokasi
            Dusun Menggoran, Desa Bleberan, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta.
Rute Jalan
            Para pengunjung dapat mencapai lokasi obyek wisata air terjun Sri Gethuk ini dengan memilih dua jalur, yaitu :
·         Merupakan jalur utama melewat jalan Wonosari – Pathuk – pertigaan Gading – Playen – Bleberan.
·         Jalur kedua yang merupakan jalur alternatif melalui jalan Imogiri barat – jalan Panggang – Panggang – Paliyan – Playen – Bleberan.
            Sesudah sampai di desa Bleberan, anda bisa langsung segera menuju ke arah gua rancang kencono dengan menyusuri jalan setapak dari batu gamping. Jalan yang dilalui ini cukup licin dan terjal sehingga tidak dianjurkan bagi anda yang membawa mobil dengan kap mobil rendah.
Harga Tiket
·         Harga tiket masuk Rp.3.000,- per orang.
·         Harga sewa perahu Rp. 5.000,- per orang.
·         Harga sewa ban untuk berenang Rp. 2.000,- per ban.

Fasilitas
Air terjun Sri Gethuk merupakan obyek wisata yang terpadu dengan Goa Rancang Kencono, situs purbakala, bumi perkemahan dan area memancing di Dusun Menggoran.
            Fasilitas di tempat wisata ini belum banyak karena kawasana ini masih merupakan obyek wisata yang terpencil dan baru. Demikian salah satu ulasan mengenai objek wisata di Gunung Kidul, Have a great day guys!

Rabu, 18 Juli 2012

ManGRovEs KSML-MIC Kerjasama dengan kombi



Wonosari, Gunung kidul, KMSL-MIC ( Kelompok Mahasiswa Studi Lingkungan - Mangrove Instiper Club) kini kembali melakukan 3 kegiatan kecil tetapi memiliki manfaat besar bagi masing-masing anggota MIC khususnya serta untuk semua umumnya.
Kegiatan dilakukan tepat hari sabtu 07 juli 2012 di Widiombo, jepitu girisobo gunung kidul, dengan menempuh perjalanan ± 2 jam 8.15 -10.22 WIB, sebanyak 20 personil anggota KMSL-MIC. Kegiatan ini bekerja sama dengan KOMBI (Komunitas Merangkul Bumi) yang berdiri 27 november 2008 di gunung kidul.

Menempuh perjalan jalan kaki ± 30 menit menelusuri bukit batu bertanah istilah daerah Kars gunung kidul tak membuat semangat bendera MIC yang berkibar itu luntur, selogan “Jaya MIC,, Lestari Mangroveku” menambah semangat pada masing2 anggota.

Kegiatan awal yang dilakuakan adalah mencangkok, dilakukan pada tanaman Mangrove spesies (Exsoecaria agallocha)  sibuta-buta istilah masyarakat setempat yang merupakan tanaman peninggalan nenek moyang dan tidak tahu kapan tanaman itu ditanam dan berapa umurnya sekarang, masyarakat setempat juga menyebutnya sebagai tanaman keramat. Agak asing tapi inilah apa adanya. Mas pario (selaku bagian fasilisator lapangan) sebagai penunjuk arah sebelum meninggalkan tempat dimana kegiatan ini berlangsungn mengungkapkan bahwa inilah awal pertemuan kita, inilah langkah awal kita, kedepannya beliau berharap KMSL-MIC kembali hadir bukan hanya mencangkok dan menanam tetapi mengembangkan tanaman tersebut untuk kedepannya serta menyarankan kepada semua anggota untuk berhati-hati. Dengan bermodalkan tekat, semangat, serta 14 botol aqua dan sabut kami melakukan pencangkokan sebanyak 5 cangkok, dengan sistem infus menggunakan botol aqua yang sudah dilobangi bagian tutup serta atasnya sebagai infus agar kelembaban cangkok tetap terjaga.

Kegiatan kedua penanaman Rhizopora mucronata yang meruakan spesies mangrove dan diambil langsung dari demplot KMSL-MIC sabtu kemarin sebanyak 200 propagul ditanam disekitar tanaman sibuta-buta pada aliran air tak jauh dari tepian pantai.

Kegiatan stek dilakukan di belakang fakultas kehutanan dengan membawa 80 ranting si buta-buta yang telah dipotong ini dilakukan unutuk menambah species baru dari spesies yang sudah dipelihara MIC dibelakang fakultas kehutanan.

By_Ricca Affressia
Gadis Forester Bangka

Senin, 18 Juni 2012

Mangrovest 2012 In Semarang


         Semarang_KMSL-MIC (Kelompok Mahasiswa Studi Lingkungan - Mangrove Instiper Club) kembali membawa namanya ke depan umum dengan mewakilkan 6 anggotanya untuk menghadiri acara MANGROVEST 2012 “Green Coastal Clen Environment” di UNDIP (Universitas Diponogoro) Semarang kamis 31 mei- jum,at 01 juni 2012 yang dilaksanakan oleh KeSEMaT (Kelompok Studi Ekosistem Mangrove Teluk Awur) yang merukan Unit Kegiatan Mahasiswa Kelautan UNDIP bekerjasama dengan KOMPAS KAMPUS, Tupperware Indonesia dengan tema “Gaya Hidupku Gaya Hidup Hijau”. Dengan kuota 2000 peserta yang terdiri dari pelajar, mahasiswa, dan umum dari seluruh Indonesia.

        Kegiatan yang dilakukan pada kamis 31 mei 2012 antara lain, Mangrove Campain and Stand Fair” Kampanye 20  Organisasi Pesisir dan Mangrove di jawa tengah. stand yang dipampilkan dalam acara tersebut yaitu Zie Batik Semarang, KKMD “Kelompok Kerja Mangrove Daerah, KKMKS “Kelompok Kerja Mangrove Kota Semarang”, KEMANGI “Kesemat Mangrove Indonesia, BINARI “Binakarta Lestari. KeSEMAT Ilmu kelautan UNDIP, ATM Sphare Komunitas Produk Bumi, Smart (Reptile) community, Tupperware, KeSEMAaTUSTIK, KeMANGTEER, Dinas Kehutanan Prov. Jawa tengah, Kompas kampus, dan polygon. Stand tersebut menampilkan seputar mangrove serta spesiesnya, hasil pengelolaan mangrove seperti sirup, sabun cair, kripik, bahan batik serta kaos mangrove  dan lingkungan.

         Kegiatan lainnya yaitu Gerakan 1000 Kendi yang bertujuan untuk melestarikan budaya Indonesia (kendi) sebagai alternatif untuk menjaga lingkungan dengan slogan “Gunakan Kendi Kurangi Smpah Plastik”, Coastal Cosplay (Coastay) to GreenCoastal Slean Environment “Peragaan Coastplay Tema Mangrove dan Pesisir”, Mangrove Teaterical “Mangrove Indonesia untuk Dunia”, dan Indie Band Green Costal Festival Performance “Hijau Pesisirku Bersih Lingkunganku. dan Mangrove Foto Competition.

         Kegiatan Hari ke 2 Jum’at 01 juni 2012 yaitu Bike to Work Campaign “Clean Environment”, 1000 Mangrove Association Planting to Clean Environment, Workshop Photografi : Be a Citizen Photograph Jurnalist, Citilizen jurnalisme, Cerpen Mangrove (Cermang) dan Tupperware Green Living talk show “Gaya Hidupku Gaya Hidup Hijau”.

        Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat atas pentingnya ekosistem mangrove, memberikan pengertian tentang kepedulian terhadap lingkungan.
KMSL_MIC berharap dengan adanya kegiatan ini bisa menjalankan silaturhami antara organisasi mangrove dan lingkungan yang ada di seluruh Indonesia serta dapat bekerjasama dalam melestarikan ekosistem pesisir dan lingkungan.

 by_Ricca Affressia
Gadiz Forester Bangka